Beberapa teman yang menanyakan latar belakang pendidikan saya cukup kaget setelah tahu bahwa saya lulusan fakultas Ekonomi dengan konsentrasi Marketing, bukan Psikologi seperti dugaan mereka. Bagi sebagian orang, profesi saya sebagai praktisi di bidang HR tentunya lebih tepat bagi kalangan yang mendalami psikologi atau hukum secara lebih mendalam. Mengapa saya memutuskan untuk berkarir di HR dan bukan Marketing sesuai bidang yang ditekuni? Ikuti ceritanya.
Saya sendiri memilih kuliah di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi UI. Bidang ini saya pilih karena setelah lulus SMU, saya sering membaca berbagai buku dan tertarik di bidang manajemen dan bisnis terutama terkait dunia Marketing. Buku-buku yang cukup saya senangi waktu itu adalah beberapa seri Marketing Plus karya Hermawan Kertajaya dan juga karya Rhenald Khasali mengenai membidik pasar Indonesia. Btw, sebelum bekerja di tempat sekarang saya pernah jadi asisten mengajar Pak Rhenald beberapa bulan lamanya. Salut buat Pak Rhenald yang cara mengajarnya luar biasa menarik dan interaktif.
Selain Manajemen dan Marketing, secara pribadi saya juga menyenangi bidang Psikologi, Ilmu Komunikasi dan juga Komputer. Menarik mengapa saya pada akhirnya menyukai ilmu-ilmu sosial karena sejak dari kecil sampai SMA saya suka dengan pelajaran IPA, termasuk di dalamnya Fisika dan Matematika. Ada sebuah kisah ketika di tahun 1997 saya tidak lulus UMPTN yang pertama. Selama setahun penuh saya habiskan secara rutin ke Perpustakaan Daerah di Medan dan membaca berbagai buku. Masa-masa tersebut adalah masa paling produktif dalam membaca di mana saya bisa menyelesaikan 2 buku dalam tiap minggu. Di sanalah saya membaca banyak buku bidang sosial dan mulai tertarik dengan bidang ilmu yang sebelumnya saya anggap sebelah mata. Kisah ini mungkin akan saya ceritakan di kesempatan berikutnya.
Setelah menjalani perkuliahan di Fakultas Ekonomi, saya menyadari minat saya berkembang dan cenderung melebar. Saya tertarik dengan ekonomi makro dan hampir memutuskan untuk memilih fokus ke bidang Ilmu Studi Pembangunan. Materi Akuntansi yang di SMU terasa sangat menjemukan menjadi sangat menarik di perkuliahan karena dibawakan dengan cara yang berbeda. Pada saat itu FEUI membolehkan mahasiswa menentukan jurusan yang diminati pada akhir tahun pertama. Dan akhirnya setelah mempertimbangkan sana sini, pilihan jatuh ke Marketing karena saya tidak ingin membohongi diri sebenarnya ketertarikan sangat kuat ada di sana. Marketing juga alasan mengapa saya memilih Fakulatas Ekonomi.
Beberapa tahun belajar Marketing membuat saya semakin merasa pas dengan bidang yang dipilih. Mata kuliah tentang Strategi Penetapan Harga, Komunikasi Pemasaran, Manajemen Operasional terasa sangat menarik. Cita-cita sebagai seorang marketer handal pun mulai dicanangkan. Saya ingin menjadi salah seorang Indonesia yang ahli di bidang tersebut.
Sampai suatu ketika di semester 4 saya mengikuti mata kuliah Human Resource Management. Entah mengapa mata kuliah tersebut terasa sangat nikmat dan saya menjalaninya dengan sepenuh hati. Kebetulan dosen yang mengajar punya background dari psikologi sehingga banyak hal tentang HR dibahas dari sudut pandang keahliannya. HR dalam pandangan saya saat itu mampu mengimbangi Marketing yang sangat dinamis dan kompetitif. Saya jatuh cinta pada HR karena penekanan pada manusia dan bagaimana mendidik, melatih, dan memberdayakan manusia, dalam konteks ini di bidang pekerjaannya.
Sejak saat itu saya mulai mempertimbangkan jangan-jangan bidang HR adalah tempat yang sesuai buat saya. Sebelumnya di Jurusan Marketing masih terdapat konsentrasi Human Resources. Sayangnya karena tidak banyak peminat maka konsentrasi tersebut dihapus. Pilihan yang tersisa tinggal Marketing dan Keuangan. Akhirnya saya memutuskan untuk konsentrasi ke bidang Marketing dan mengambil seluruh mata kuliah pilihan yang terkait dengan Human Resources dan menjadikannya sub konsentrasi.
Pasca kelulusan saya sempat mengajar selama setahun sebagai asisten dosen disamping menjalani bisnis pribadi di bidang jual beli hardware komputer. Ketika ada kesempatan untuk melamar di salah satu perusahaan consumer goods, akhirnya saya kebingungan menentukan pilihan sebab dalam formulir pendaftaran harus menentukan prioritas. Akhirnya setelah tenggat waktu telah tiba dan saya belum bisa menentukan, akhirnya saya memilih Marketing dan Human Resources keduanya sebagai pilihan pertama. Dalam benak saya saat itu biar nanti perusahaan yang memutuskan saya lebih tepat di mana. Selain itu saya juga mengetahui calon perusahaan tempat saya bekerja memungkinkan seseorang untuk berpindah ke bidang karir yang lebih sesuai.
Ternyata setelah jadi profesional HR saya merasa di sini tempat yang baik bagi saya untuk berkembang. Ada potensi diri yang terus digali di bidang ini mulai dari interaksi dengan karyawan, diskusi dengan serikat pekerja sampai potensi penyelesaian masalah. Memanage orang ternyata sangat menarik dan punya daya tarik seni tersendiri. Saya merasa di sinilah potensi harus dikembangkan. Apa-apa yang telah saya pelajari di masa lalu muncul kembali dan terasa saling berkaitan satu sama lain.
Di HR ini pula saya menyalurkan minat mengajar dengan menjadi fasilitator beberapa training. Saya juga dapat kesempatan berinteraksi dengan karyawan dengan temperamen dan permasalahan yang beragam. Pada posisi ini saya harus bisa berada di posisi tengah, di satu sisi sebagai orang yang melayani dan membantu karyawan tersebut, di sisi lain juga menjadi wakil dari perusahaan. Banyak keputusan yang harus diambil mulai dari yang ringan sampai harus menentukan apakah seseorang harus dipertahankan atau tidak. Saya merasa ada amanah tertentu yang harus dijalani di sini sebelum saya berpindah ke urusan berikutnya.
Ke depannya, terus terang saya masih terus belajar dan terus mencari ke mana sebenarnya arah hidup ini akan dibawa. Yang pasti setiap kejadian, tahapan-tahapan dalam perkembangan, hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan tentunya bagian dari rencana besar Allah yang Maha Kuasa untuk diri kita. Tugas saya dan Anda adalah terus bersyukur atas apa-apa yang telah dihadirkan hari ini dan terus berjuang untuk mengenal diri dalam rangka mengenal tugas yang diberikan-Nya.
Semoga saya dan saudara-saudara semuanya dimudahkan untuk menemukan potensi diri sehingga dapat berkarya yang terbaik sesuai kodrat diri masing-masing.