Pepatah mengatakan, rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Pekerjaan orang lain terlihat lebih menarik daripada pekerjaan sendiri.
Setiap orang yang bekerja tentu pernah merasakan jenuh, penat, seakan-akan suatu beban yang berat. Di sisi lain seseorang juga membutuhkan pekerjaannya sehingga tidak bisa melepas begitu saja. Jadilah dia bekerja dengan penuh rasa tertekan, lahir dan batin.
Ketika melihat sekeliling, seringkali ada perasaan pekerjaan orang lain lebih baik dan lebih nikmat daripada pekerjaan sendiri. Apakah mungkin waktunya lebih longgar, pekerjaannya lebih ringan, atau penghasilannya lebih besar. Pekerjaan sendiri terlihat menjadi kurang berharga dan kurang menarik.
Tanyakanlah pada diri: “Apa yang sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan yang saya cintai?”
Mengapa perasaan seperti itu muncul? Biasanya terjadi karena kita kurang menghargai apa yang diberikan kepada kita saat ini. Kita kurang bersyukur dan merasa selalu ada pekerjaan lain yang lebih baik yang seharusnya menjadi hak kita.
Adapun satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mencintai apa yang kita kerjakan. Apakah saat ini diri kita seorang karyawan, pengusaha, pedagang asongan, atau pengangguran yang sedang mencari pekerjaan, nikmati dan jalani dengan sepenuh hati. Mencintai pekerjaan akan membuat kita berusaha memberikan yang terbaik untuk diri sendiri, tempat kita bekerja, dan semoga bisa menjadi persembahan dan kebaktian bagi Allah Ta’ala. Mencintai pekerjaan akan memperkuat energi dan memberi kesegaran.
Lantas bagaimana jika pekerjaan yang sekarang tidak cocok? Apakah harus tetap dipaksakan mencintainya?
Ingat, apa yang terjadi pada diri saat ini, termasuk mengapa kita melakukan pekerjaan tersebut semuanya ada dalam pengetahuan Allah Yang Maha Ilmu. Kita ada di sana karena Dia mengizinkannya. Karenanya jalani dan hayati sambil terus mengamati ke mana pergerakan diri selanjutnya.
Tugas selanjutnya adalah berusaha mengenali apa yang sebenarnya kita cintai untuk dikerjakan, dan mulai melakukannya. Karenanya jika mencari pekerjaan, tanyakanlah pada diri: “Apa yang sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan yang saya cintai?” Jika kita sungguh-sungguh menjalani sepenuh hati apa yang ada di tangan saat ini sambil terus menemukan pekerjaan yang kita cintai, maka Allah Maha Kuasa untuk memberikan jalan dan mengaturnya secara halus, tanpa menyakiti siapapun sampai akhirnya menemukan tempat yang paling tepat untuk berkarya.
Banyak orang memilih pekerjaan apa yang dapat dan tidak sesuai dengan dirinya. Hal ini akan menciptakan rasa tertekan. Temukan apa yang menjadi kekuatan diri dan kemampuan alami diri Anda dan cobalah menemukan pekerjaan yang cocok dengan hal itu. Bayangkan betapa indahnya ketika seseorang bisa melakukan apa yang dia cintai untuk dilakukan. Pekerjaan akan menjadi sebuah hobi, prestasi dan persembahan terbaik bagi semua orang.
Karenanya, mari belajar mengerjakan apa-apa yang kita cintai agar kita bisa mencintai apa-apa yang kita kerjakan. Jika belum bisa melakukannya, mohonlah pertolongan Allah agar Dia membantu menempatkan kita pada tempat yang tepat. Agar bisa bekerja dan berkarya dengan penuh rasa cinta.
Sebagai penutup, saya mengutip ucapan Ali bin Abi Thalib yang dirangkum dalam Nahjul Balaghah.
“Mencukupkan diri dengan sesuatu yang berada di tanganmu lebih kusukai bagimu daripada usahamu memperoleh apa yang ada di tangan orang lain. Pahitnya kegagalan untuk memiliki sesuatu, lebih “manis” daripada memintanya dari orang lain.”
“Pekerjaan tangan yang paling sederhana sekalipun, demi mempertahankan harga diri seseorang, jauh lebih utama daripada kekayaan yang disertai penyelewengan.”
Cintai Apa Yang Engkau Kerjakan dan Kerjakan Apa Yang Engkau Cintai, posting yang menarik. pada intinya dalam bekerja kita harus ikhlas dan bersyukur, dg ikhlas dan bersyukur dalam bekerja kita akan mendapatkan nikmat yang luar biasa. kita harus sadar bahwa setiap pekerjaan yang kita jalani pasti ada enak dan tidak enaknya ( sudah sunatullah), ada malam-siang,ada hitam-putih. yang terpenting adalah selalu berpikiran positif. kita belajar aja dari bunga mawar merah, klo kita berpikir positif bahwa bunga mawar itu indah, harum, mempesona, romantis pasti akan membawa EPOS ( energi postif), tapi kalo kita berpikir bunga mawar banyak durinya, sakit, tajam, menusuk, darah maka akan membawa ENEG (energi negatif). begitu juga dengan pekerjaan yang kita lakukan, kita harus berpikiran positif sehingga menghasilkan EPOS yang luar biasa…! dengan memiliki EPOS yang besar kita pasti bisa “Cintai Apa Yang Engkau Kerjakan”. setelah itu, liat potensi diri kita, kesukaan kita, cari pekerjaan yang sesuai dengan kesukaan kita maka kita akan bisa tumbuh dan berkembang bahkan bisa menghasilkan prestasi bagi diri anda dan perusahaan maka dengan sendirinya kita akan mngerjakan apa yang kita cintai. BELAJARLAH DARI BUNGA MAWAR YANG INDAH……!
Betul Pak Noer…Cintailah Apa Yang Kita Miliki dan Lakukanlah dengan apa yang kita punya tanpa harus menunggu sesuatu menjadi besar, karena memulai sesuatu sebaiknya dari hal2 yang kecil dulu. Apa yang kita miliki nanti menjadi sesuatu yang indah dan bermakna, karena dengan kesungguhan hati Kita membuatnya menjadi Besar dan Bermakna…Betul Kan Cak Noer?
Thank you Pak.Kadang kita baru merasa memiliki setelah sesuatu hilang..
I will keep this words in my heart."Jika kita sungguh-sungguh menjalani sepenuh hati apa yang ada di tangan saat ini sambil terus menemukan pekerjaan yang kita cintai, maka Allah Maha Kuasa untuk memberikan jalan dan mengaturnya secara halus, tanpa menyakiti siapapun sampai akhirnya menemukan tempat yang paling tepat untuk berkarya.""Mohonlah pertolongan Allah agar Dia membantu menempatkan kita pada tempat yang tepat. Agar bisa bekerja dan berkarya dengan penuh rasa cinta."sekaligus share petuah bijaksana dari seorang Sufi…What is done for you – allow it to be done.What you must do yourself – make sure you do it. -KhawwasTerima kasih mas Noer 🙂
jadilah "the best" di lingkungan pekerjaan sekarang, karena belum tentu pekerjaan itu akan langgeng … jadi bersiaplah untuk melakukan pekerjaan yang mungkin akan berbeda dari pekerjaan yang dijalani saat ini…mas Noer, saya kurang begitu setuju dengan kata mencintai pekerjaan, karena dengan mencintai pekerjaan akan sulit untuk melepaskan pekerjaan itu pada masa yang akan datang…karena perubahan itu adalah sebuah kepastian …
jadilah "the best" di lingkungan pekerjaan sekarang, karena belum tentu pekerjaan itu akan langgeng … jadi bersiaplah untuk melakukan pekerjaan yang mungkin akan berbeda dari pekerjaan yang dijalani saat ini…mas Noer, saya kurang begitu setuju dengan kata mencintai pekerjaan, karena dengan mencintai pekerjaan akan sulit untuk melepaskan pekerjaan itu pada masa yang akan datang…karena perubahan itu adalah sebuah kepastian …
Terima kasih atas komentarnya Gagus. Mencintai apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang dicintai membutuhkan pemahaman yang baik tentang diri kita. Semakin kita memahaminya, mudah-mudahan semakin dekat ke arah tersebut.
makasih mas udah di tag
Terima kasih atas diskusinya teman-teman. Terus terang saya juga sedang belajar mencintai apa-apa yang dilakukan. Yang perlu hati-hati adalah jangan sampai melakukan pembenaran-pembenaran atas tindakan kita yang mungkin tidak sesuai.Untuk Pak Denny, setuju agar menjadi the best di lingkungan pekerjaan sekarang. Btw, kata mencintai di sana lebih bermaksud menghargai apa yang hadir di kita sekarang. Sebab banyak orang tetap mengerjakan pekerjaannya tapi mungkin hati dan pikirannya bergerak ke mana-mana.Selama kita jujur pada diri sendiri, insya Allah bisa menemukan bidang yang dicintai sehingga maksimal dalam berkarya.
Thanks Bro. Jadi trigger motivasi tambahan nih.Mudah2an jg kita selalu ikhlas dlm pekerjaan yg kita jalani sekarang ini. Walau terkadang pandangan "miring" selalu ada pada saat kita ingin melakukan perubahan k arah yg lebih baik buat pribadi dan perusahaan.Tatkala kita masih menunjukkan kinerja yg baik,insya Allah jalan rejeki itu selalu dibukakan. Walaupun pekerjaan yg kita "cintai" ini berada di tempat yang lain…
bener banget bro….tapi ada yang kurang. Bukan masalah pekerjaan, tapi "rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau, istri tetangga selalu kelihatan lebih cantik."huahahahaha
postingan yang luar biasa. kebetulan banget, karena saya sedang dalam tahap mencari pekerjaan yang benar2 saya cintai. Hal yang paling sering ‘datang’ adalah keraguan. Keraguan apakah pekerjaan saat ini merupakan ‘kendaraan’ yang tepat untuk bisa membawa saya ke ‘tujuan’ saya. dan itu berpulang kepada cara kita membangun EPOS..dan itu tantangannya.. Ya, semoga cepat ditunjukkan oleh-Nya. Mungkin bisa kasih tambahan? senang akhirnya bisa menemukan blog semacam ini.
salam kenal
@ Allan,
Proses mencari pekerjaan yang tepat dan bidang yang benar-benar sesuai tentu membutuhkan waktu, tak jarang cukup panjang.
Jika boleh memberi saran, apa yang dirasakan paling dominan saat ini coba istikharah. Selanjutnya jalani apa-apa yang ada di tangan kita hari ini dengan penuh kesungguhan.
jadi bersemangat nih. terima kasih mas,,, setelah saya pikir dan saya tulis, ternyata pekerjaan saya sangat banyak dan harus berani merealisasikannya, terima kasih. 🙂
Alhamdulillah. Postingan yang bagus Pak Nur, semoga kita bisa selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Alloh SWT kepada kita. tinggal bagaimana kita bisa mensiasati rasa syukur ini dengan berbagi kepada sesama yang lebih membutuhkan. begitu kan Pak Nur ? Salam.
Betul Pak Suyanto, kita perlu terus bersyukur dan belajar bersyukur. Karena sesungguhnya bersyukur itu tidaklah mudah.
Alhamdulilah terimakasih Mas Nur tulisan ini menginspirasi saya untuk tetap bersyukur atas apa yang didapat saat ini, smoga dengan berbagi akan semakin menambah ilmu yang membagi dan menjadi pahala amiiin
Wach, artikelnya bagus sekali. Betul sekali, kalo kita mengerjakan sesuatu, apalagi pekerjaan yang harus kita geluti setiap hari dengan kecintaan, maka akan ringan terasa nyaman. Hanya kadang-kadang mood naik turun. Mungkin Mas Noer ada tips sehingga kita selalu enjoy dan bersemangat dengan apa yang kita kerjakan. Thanks
Rutinitas kerja yang memacu adrenalin, menguras tenaga dan pikiran sering membuat kita jenuh sehingga mengalihkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan orang lain, meskipun orang lain memandang pekerjaan kita justru lebik baik.
Terima kasih Mas Noer, telah mengingatkan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada kita.
saya selalu mencintai sesuatu yang menjadi pekerjaan saya,namun kadang ada pekerjaan yang menjadikan saya sedikit merasa terbebani meskipun saya berusaha untuk mencintainya dan berusaha untuk mencari jalan keluarnya,apa itu?…………………..suatu beban tugas yang jauh dari kemampuan kita,bukan berarti saya tidak suka dengan tantangan,ibaratnya kalau disuruh memilih saya akan memilih pekerjaan yang menurut orang pada umumnya “berat,sulit,menguras tenaga dan piliran,namun cocok dengan backgraund dan ilmu saya “
Sebagian orang beruntung dapat menekuni hobynya sebagai pekerjaan, sebagian lagi tetap harus mengerjakan pekerjaannya terlepas suka tidak suka atau terpaksa tidak terpaksa tetapi karena kewajiban, sementara yang lainnya, jangankan suka tidak suka apalagi hoby, bahkan kesempatan bekerjapun belum didapatkan. Menyadari dan mensyukuri apa yang sedang dimiliki memang terkadang justru dilupakan sebelum kehilangan apa yang dimiliki…..
Selamat Berkarya dan Berusaha……!
Cak Noer, thanks ‘gugahannya’… 😉
Nice gan, sambil mensyukuri yang ada sekarang …..kita harus terus bergerak mencari yang pekerjaan paling baik…….menurut syariah tentunya.
sangat membuka fikiranku ^_^
thx M.Nur ats inspirasi’a
Saya kagum dengan tulisan-tulisan Pak Noer. Begitu bijak. Sehubungan dengan artikel ini, saya rasa bukan hanya pada pekerjaan saja, bisa juga dalam hal lain misalnya kehidupan rumah tangga,kehidupan sosial bahwa bila kita mencintai keluarga/ lingkungan kita dan memberikan terbaik. InsyaAllah sudah merupakan amal. Sekian dulu sharing saya, Pak. Terimakasih.
wah…tq bagus bgt postingnya…tapi boleh kan qt beralih (karna ada kesempatan) ke pekerjaan yg qt rasa lebih cocok untuk qt..ya.. tentu saja setelah memohon petunjuk pada Allah,swt untuk menunjukkan apakah t4 tersebut memang tepat untuk qt…
Emmi,
Tentu saja boleh beralih pekerjaan jika itu yang terbaik. Sedapat mungkin, pilihlah pekerjaan yang membantu kita untuk berkembang sekaligus menjadi sawah ladang dunia akhirat.
Betul Pak Nur, kita memang harus mencintai apa yang kita kerjakan agar kita tidak merasa tertekan saat mengerjakan. Dengan mencintai apa yang kita kerjakan tentu hasilnya akan maksimal. Jika kita merasa tidak cocok dengan apa yang kita kerjakan kita harus lebih banyak BELAJAR untuk mencintainya disertai dengan doa.
Subhanallah, tulisan ini benar-benar sebuah pencerah & penyejuk untuk saya. Trims pak. Sekarang saya menjadi lebih mantap untuk melangkah. ^_^
trimakasih untuk Bp.M Noer, postingannya sangat menarik…. saya sangat setuju dengan cintai apa yang kau kerjakan dan kerjakan apa yang kau cintai. pasti bisa enjoy bila bisa seperti itu. kalau boleh pak…. ada yang mau saya tanyakan, kalau kita sudah mencintai pekerjaan kita dan dengan tulus ikhlas menjalankan pekerjaan tersebut karena kita menyadari itu adalah sebuah amanah dan tanggung jawab kita. tapi ada kalanya kita merasa jenuh karena ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi. bagaimana kita bisa mengubah faktor-faktor eksternal yang membuat kita merasa jenuh menjadi sesuatu yang positif dan lebih menyemangati kita?? trimakasih…..
Salam Mbak Mayang,
Jenuh dan bosan sesuatu yang wajar terjadi, namun tidak boleh dibiarkan menguasai diri kita.
Jika mengalami kejenuhan, cobalah keluar dari rutinitas. Maka nanti setelah kembali ke pekerjaan rutin kita semangat baru akan timbul.
Selain itu yakinkan diri kita bahwa jika kita senantiasa berusaha memberikan yang terbaik pada apa yang menjadi tanggung jawab kita saat ini, Insya Allah kita akan dibantu untuk terus berkarya dengan baik dan berpindah dari satu urusan ke urusan berikutnya secara baik pula.
saya sangat setuju, bahwa dalam hidup ini khusunya dalam bidang pekerjaan, kita harus mencintai pekerjaan kita, seberapa orang memandang tentang pekerjaan kita, namun jika kita melakukan nya dengan senang hati dan penuh rasa syukur, maka potensi dan pengembangan diri kita pun akan muncul dengan sendirinya….
apapun yang kita kerjakan, jika kita mengerjakannya dengan penuh cinta, maka akan terasa sangat menyenangkan…
belajar untuk mencintai pekerjaan yg sekarang, tp jika tdk sesuai dengan passion kita maka beranilan untuk mencari pekerjaan yang lain dg segala pertimbangan. krn jk bertahan untuk mencoba mencintai pekerjaan yg bukan menjd bidang kecerdasan kita maka kita membuang waktu dalam pengertian kurang mengasah keahlian ataupun bakat kita yg sesungguhnya. Tp jk tetap memutuskan meneruskan bekerja, maka lakukan dg ikhlas karena Allah akan mengatur sgl sesuatu yg terbaik bg setiap hambaNya yg ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Mas nur benar juga ” , rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Pekerjaan orang lain terlihat lebih menarik daripada pekerjaan sendiri.” tapi itu khusus bagi orang yang merasa tidk puas dengan apa yang dikerjakannya dan melihat orang lain bekerja lebih enak dari pada yang kita kerjakan, sebaiknya bekerjalah karena ibadah sehingga apa yang akan dikerjakan akan terasa enjoy mendapat hidayat dari Allah SWT Amiiin
terima kasih mas noer…atas tulisan2 yg sll menjadi inspirasi&spirit untuk orang lain..semoga bisa terus memberi manfaat utk orang2 sekitar…
tanks……………………ya mas nur postingnya bagus..membantu aku banget dalam mengobati kegundahan hati
terima kasih atas artikelnya, ini sangat bermamfaat bagi saya untuk menggaopai impian saya. semoga apa yang saudara lakukan diterima sebagai ibadah. aamin
memang mudah diucapkan secara lisan, dan pasti kita sudah tahu teori ikhlas dan bersyukur itu. Akan tetapi dalam menjalankannya kita akan terus diuji oleh Allah SWT sebagai proses pembelajarannya. hanya orang-orang yang bersabar dan bertawakallah yang akan lulus ujian.
makasih mas… postingannya sangat menarikkk
Assalamualaikum Wr. Wb
pak noer,,
ada pertanyaan mendasar yang dari dl mengganjal dan saya kira relevan dgn thread ini..
1. kita harus mensyukuri apa yang kita dapat sekarang “jangan melihat keatas,tp melihatlah di bawah kita”, tp banyak motifator yg mengatakan kl kita tdk blh terjebak di “zona nyaman” agar kita bs berkembang..bagaimana menyikapi dgn bijak pak?
2. bgmn cr mengukur dgn tepat potensi kita yg sebenarnya & meyakinkan diri kita “inilah takdir kita dr Tuhan” ?
Terima kasih pak…
Walaikum salam Wr. Wb. Aji,
1. Hidup yang baik adalah berada di tengah-tengah 🙂 Posisi tersebut jelas tidak gampang. Jadi melihatlah ke bawah agar kita bersyukur sudah mendapat karunia sedemikian banyak. Dan melihatlah ke atas untuk terus belajar dari orang-orang yang lebih maju. Di satu sisi kita terus berjuang untuk menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu tapi di sisi lain kita juga menyadari tiap orang punya bidang masing-masing yang dimudahkan untuknya.
2. Cara sederhana untuk mengukurnya adalah coba kenali apa-apa yang dimudahkan untuk kita. Bisa jadi ada sebuah pesan untuk kita disana. Asah terus potensi tersebut sambil tetap melihat potensi kita di bidang yang lain. Pada prinsipnya orang-orang yang memanfaatkan apa-apa yang ada di tangannya hari ini akan dimudahkan untuk menemukan jalan di mana seharusnya di berkarya dan memfokuskan diri. Dan semua itu tidak akan diperoleh dalam waktu singkat. Bisa jadi seluruh hidup kita akan digunakan untuk proses tersebut.
Semoga membantu.
alhamdulilah pak..
sangat membantu..
“Pada prinsipnya orang-orang yang memanfaatkan apa-apa yang ada di tangannya hari ini akan dimudahkan untuk menemukan jalan di mana seharusnya di berkarya dan memfokuskan diri. Dan semua itu tidak akan diperoleh dalam waktu singkat. Bisa jadi seluruh hidup kita akan digunakan untuk proses tersebut.”
sangat setuju dgn statement bapak diatas,,
setau saya Mario Teguh, Gede Prama pun berkesimpulan bahwa seluruh kehidupanya dl adalah cr Tuhan untuk membentuk beliau2 sperti sekarang…
Saya pernah bercita2 masuk intelijen dan saya ini rela menghabiskan masa SMA saya untuk memperdalam masalah intelijen, kebetulan saya seorang purna PAKIBRAKA, namun pupus lah harapan saya ketika ORTU saya menolak cita2 saya itu, dan menyuruh saya kuliah, saya ini seorang nasionalis, saya sangat Cinta RI mungkin karena di gembleng dengan mental PASKIBRAKA, saya punya keahlian dalam berhubungan dengan lingkungan,,,sekarang saya sudah menjadi mahasiswa di Program studi bimbingan dan Konseling, namun semangat ntuk menjadi intelijen saya masih kuat, saya ingin hal itu terwujud, namun saya sadar itu tidak mungkin, namun saya kecewa dengan orang yang ngecap jelek POLISI,,hal itu juga yang membua ORTU saya menolak aku jadi intelijen, namun apalah daya, aku ini hanya manusia biasa, walaupun IPK ku per semester 3,25 namun aku kurang menyukainya karena aku hanya ingin jadi “TELIK SANDI” nya Indonesia……..
Mas Edo,
Kadang memang apa yang kita cita-citakan tidak kesampaian. Bukan berarti kita tidak bisa mencapainya. Mungkin belum waktunya. Atau mungkin juga Anda akan dipertemukan dengan cita-cita baru yang lebih sesuai dengan jati diri Anda.
Bos….saya belum terjun ke dalam dunia kerja. namun hal ini saya dapat merasakan apa yang bos sampaikan dan kebutuhan saya malah meningkat sekarang. Yang saya inggin tanyakan di sini adalah dari beberapa hal penting yang bos sampaikan itu, yang paling penting bagi kita itu apa sih? karena tentu setiap orang ingin mencari pekerjaan yang baik. misalkan anak, mendapatkan pekerjaan yang tidak di inginkan, lalu ia ingin mencari pekerjaan yang lebih baik dari itu, tapi ternyata belum mendapatkannya, apakah ia diam dan berdoa minta tolong kepada yang maha kuasa? padahal dalam kebutuhan keluarga semakin banyak, kira cra yang bgs mengatasinya apa ya?. maksih bos………..sngt luar biasa.
Sambil kita mencari pekerjaan yang paling sesuai, maka lakukan dulu apa yang ada di tangan. Pasti ada maksud Allah mengapa kita dihadapkan pada pekerjaan itu saat ini. Dengan kesungguhan, keyakinan, dan doa maka kita akan diperjalankan untuk menemukan tempat yang pas di mana kita bisa berkarya maksimal.
trims mas noer…. memupuk smangat baru nich
terima kasih…ia sangat bermakna buat.saya cinta pekerjaan saya sekarang.saya sambung belajar sambil bekerja agar saya boleh pergi lebih jauh,apakah saya dikatakan tidak bersyukur apa yang ada.
thanks
Benar,pak Muhammad.
Kerjakan apa yang engkau cintai
Cintai apa yang engkau kerjakan.
terima kasih atas segala artikel2 yg membangun, semoga bermanfaat tuk generasi bangsa & negeri tercinta ini, amin…..
excellent pak M.Noer..!!
sangat menginspirasi
saya selalu menunggu dan butuh nasehat2 bijak bapak.
tadi diperjalanan sy sdg bergulat dgn hati yg gundah gulana krn sy mrasa slah memilih bidang penelitian (sy seorang mhsiswa)..sy mlakukannya dengan sangat terpaksa krn sy mrasa penelitian teman2 lain lebih menarik.stelah membaca ini sy sperti dsadarkan kembali.mgkn dr sni sy hrs memulai.yang kuminta smg Allah swt sang pemilik hati, menetapkan dan meneguhkan hati ini,karena DY-lah maha pembolak balik hati
Selamat menjalani penelitian dengan baik ya Dewi.
buat saya, belajar mencintai lebih sulit dari pada belajar mengerjakan,
saya sudah merasakan cukup sulit menyesuaikan diri dengan dunia yg sya geluti skrg, berusahapun tidak dapat mencapai hasil yang maksimal.
dari sini saya belajar, untuk kedepannya saya akan benar-benar mencaritahu, “apa yang saya cari, apa yang saya cintai”. Sehingga saya tidak akan terjebak lagi dalam situasi yang mmbuat saya selalu membohongi diri sendiri.
terimakasih artikelnya….. jadi bisa sharing
Bekerja bknlah semata-mata untk mendapatkan penghasilan, lebih dr itu, .bekerjalah dengan cnta dan keihklasan sebagai sarana mendpatkan ridho Allah untk menuju surga-Nya. .
Melakukan pekerjaan adalah cerminan hati nurani kita yang terpancar dari hasil apa yang kita kerjakan. Orang yang tidak mencintai pekerjaannya berarti mereka bekerja setengah hati dan hasilnya pasti tidak akan optimal dan pada akhirnya orang lain akan memberikan penilaian kinerjanya sedang atau kurang. Padahal bekerja secara baik saja belum tentu kita dapat memenangkan persaingan dan mendapatkan apa yang kita cari atau di-inginkan, agar dapat memenangkan persaingan kita harus dapat berbuat yang paling baik. Agar kita dapat berbuat yang terbaik kalau kita mencintai pekerjaan dan bekerja secara cerdas, tuntas dan ikhlas.