Minggu lalu akhirnya saya hadir langsung menyaksikan TEDxJakarta Live. Meskipun harus datang dari Surabaya dengan pesawat paling pagi, secara khusus saya merencanakan hadir karena ingin mengalami suasana langsung layaknya konferensi TED live. Acara ini merupakan rekaman lengkap hari kedua dari TED Conference 2011 yang berlangsung di Long Beach, California.
Buat Anda yang belum mengenal TED, ini adalah sebuah organisasi nirlaba yang mengumpulkan para tokoh dari berbagai bidang untuk berbicara dalam sebuah konferensi. Dan TEDx merupakan organisasi independen yang menyelenggarakan acara mirip konferensi TED, salah satunya yang dikelola teman-teman TEDxJakarta.
@America, Auditorium Futuristik
Acara dilangsungkan di auditorium @America, Pacific Place, Jakarta. Tempat ini dibiayai oleh Pemerintah Amerika untuk mengenalkan budaya mereka. Ketika memasuki ruangan, kesan awal yang muncul terasa seperti ruang komputasi futuristik. Di mana-mana ada layar komputer sentuh, simulasi peta 3 dimensi, maupun materi-materi edukasi tentang budaya dan sejarah Amerika. Dan untuk urusan tata suara, tempat ini baik sekali. Semua presentasi yang ditampilkan terdengar dengan jernih dan jelas. Tambahan satu hal, Anda bisa meminjam iPad di tempat ini. Ada 30 unit lebih tersedia buat para pengunjung.
Di sana saya bertemu salah seorang pembaca blog ini, Pak Suprapto yang sehari-hari berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat. Saya juga bertemu dengan Tia, seorang teman trainee Unilever satu angkatan tahun 2004.
Sesi Pertama – Deep Mystery
Setelah pengantar oleh panitia TEDxJakarta, dimulailah acara bertajuk The Rediscovery of Wonder. Konferensi ini terdiri dari empat bagian. Sesi pertama berjudul “Deep Mystery” membahas penemuan dan eksperimen terbaru dari para pakar neuroscience, geobiochemist dan computer science. Pembicara paling menarik adalah Deb Roy, seorang peneliti MIT yang merekam seluruh aktivitas di rumahnya selama beberapa tahun untuk melihat bagaimana anaknya belajar bahasa. Total 90.000 jam video direkam Deb dan tim. Rekaman ini kemudian dianalisis sedemikian rupa untuk mengenali pola-pola pembelajaran yang terjadi. Saya terkagum-kagum melihat keseriusan sang peneliti dalam menjalankan tugasnya. Terlebih lagi ketika melihat analisa yang dilakukan terhadap seluruh video. Seakan-akan kita dibuat bisa memutar waktu ke belakang untuk melihat secara detail apa yang pernah dan telah terjadi, dari berbagai perspektif.