Aku menikah pada usia yang cukup muda, 21 tahun. Waktu itu masih duduk di bangku kuliah semester 6. Banyak orang yang sulit memahami jalan pilihanku waktu itu, termasuk kedua orangtua, mertua, dan teman-teman seperjuangan. Terus terang ide untuk menikah muda ini telah ada di benakku sejak SMU. Aku berpikir bahwa nanti aku tidak akan lama-lama untuk memutuskan menikah jika segala sesuatunya telah dimudahkan.
Satu hal yang memberi dorongan kuat padaku untuk segera menikah adalah kebutuhan untuk memiliki pendamping hidup serta kebutuhan untuk memikul tanggung jawab sebagai suami. Telah tiba suatu masa di mana aku merasakan bahwa untuk berkembang lebih jauh, aku harus memikul tanggung jawab lebih besar dan itu bisa diwujudkan lewat jalan pernikahan. Jadi prinsip yang kupegang waktu itu adalah: jika Allah memperkenalkanku dengan pasangan yang baik, aku akan mempersiapkan diri untuk menjalani pernikahan. Perkara onak dan duri yang menghadang adalah suatu keniscayaan dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama didasari oleh niat yang tulus dan mengharapkan pertolongan-Nya.