Menulis Untuk Keabadian – Sebuah Perenungan Seorang Blogger

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Pramoedya Ananta Toer

 512px-Power_of_Words_by_Antonio_Litterio

Ketika memutuskan untuk menulis blog ini di tahun 2009, saya melakukannya sebagai sarana berbagi sekaligus mengasah keterampilan menulis yang mulai menghilang.

Setelah konsisten selama periode 2009-2013, akhirnya penulisan blog ini terhenti. Tidak sebulan atau dua bulan, tapi bahkan sudah menahun.

Sebagai pembaca setia blog ini sejak awal kelahirannya, Anda tentu memperhatikan bagaimana saya rajin mengupdate blog setiap minggunya. Namun, selama dua tahun terakhir, praktis sangat terbatas tulisan yang saya buat di blog ini.

Tentu semua ada alasannya.

Saya tidak ingin mencari-cari alasan. Saya harus mengakui, bahwa energi saya untuk menulis rutin buat blog ini mulai kalah dengan kesibukan lain. Apalagi saat ini ada dua website lain yang saya miliki yakni Presentasi.net dan MembacaCepat.com, maka waktu yang terbatas untuk menulis harus saya bagi pula dengan kedua website tadi.

Itulah mengapa ketika harus memilih, seringkali blog ini kalah.

Padahal, ada begitu banyak yang ingin saya sampaikan.

Ada begitu banyak tema-tema pengembangan diri yang ingin saya bagi.

Pengalaman saya sebagai seorang profesional di bidang Human Resources sekaligus sebagai trainer profesional di bidang presentasi, public speaking dan speed reading.

Buat Anda semua, para pembaca setia.

Untuk itu, saya ingin berjanji kepada diri sendiri, untuk mulai kembali menulis secara rutin buat blog ini. Rutin bukan dalam arti seminggu sekali, karena sepertinya jadwal seperti itu terlalu mewah buat kondisi saya sekarang.

Saya berharap bisa mengupdate blog ini dan terus berbagi kepada Anda semua setiap dua minggu sekali. Atau seapes-apesnya minimal sebulan sekali.

Inilah yang ingin saya lakukan. Dan saya berharap dukungan Anda semua.

Tolong beri semangat kepada saya.

Tolong ingatkan saya jika saya tidak bisa memenuhi komitmen tersebut.

Karena seperti yang disampaikan oleh Pramoedya Ananta Toer, kita boleh saja pandai setinggi langit. Tapi selama kita tidak menuliskan apa-apa yang kita miliki, maka ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah.

Karena itu saya ingin sekali lagi mengingatkan diri saya sendiri dan Anda semua. Marilah menulis. Marilah berbagi agar kita bisa turut memberi manfaat buat masyarakat.

Ingat, menulis adalah bekerja untuk keabadian.

 

Photo Credit: By Antonio Litterio [CC BY-SA 3.0], via Wikimedia Commons

5 thoughts on “Menulis Untuk Keabadian – Sebuah Perenungan Seorang Blogger”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *