Apakah Anda senang belajar dengan membaca teks secara detil? Atau Anda lebih suka belajar dengan cara mendengarkan penjelasan orang lain? Atau mungkin Anda jauh lebih mudah belajar dengan cara mempraktekkannya secara langsung?
Setiap orang memiliki kecenderungan gaya belajar masing-masing. Ada yang suka belajar dengan membaca secara lengkap sebuah penjelasan. Buat orang seperti ini, buku manual adalah dokumen belajar yang sangat penting. Gambar dan diagram adalah bentuk penjelasan yang sangat menyenangkan buat orang tersebut. Dalam gaya belajar, ini dikenal dengan nama visual.
Sementara ada orang lain yang lebih suka mendengarkan. Telinganya sangat awas jika mendengarkan kata demi kata. Orang seperti ini mampu mendengarkan penjelasan dengan sangat baik sehingga dia bisa menciptakan pengertian dalam benaknya. Namun sifat awas tersebut hilang jika kata-kata tersebut harus dibaca, bukan didengarkan. Tipe orang seperti ini dikenal dengan nama auditori.
Terakhir adalah orang yang suka mempraktekkan secara langsung. Baginya penjelasan lewat teks atau dijelaskan lewat suara bukanlah cara belajar yang praktis. Jauh lebih gampang dan cepat mempraktekkan langsung apa-apa yang harus dia pelajari. Tipe ini adalah kinestetik.
Apapun gaya belajar Anda, penting untuk mengetahui kecenderungan yang kita miliki. Dengan mengetahui kecenderungan gaya belajar, kita menjadi tau cara belajar paling efektif buat kita. Waktu yang dibutuhkan untuk menguasai materi belajar menjadi jauh lebih pendek dengan penguasaan yang jauh lebih baik. Sungguh bermanfaat bukan?
Jadi, sudahkah Anda mengenali tipe belajar seperti apa yang Anda miliki?
Photo Credit: xb3 under Creative Common License
Saya kira benar demikian Pak Dosen. Belajar yang paling mantap adalah belajar yang menggunakan sebanyak mungkin indra. Jadi jika pelajarannya dilihat, didengarkan dan dipraktekkan sekaligus, itulah yang paling optimal. Gaya belajar ini menjadi penting buat trainer ketika merancang materi pelatihannya. Bagaimana bisa mengakomodasi sebanyak mungkin orang dengan gaya yang berbeda. Itulah yang sedang saya kerjakan sekarang ๐
Saya kira benar demikian Pak Dosen. Belajar yang paling mantap adalah belajar yang menggunakan sebanyak mungkin indra. Jadi jika pelajarannya dilihat, didengarkan dan dipraktekkan sekaligus, itulah yang paling optimal. Gaya belajar ini menjadi penting buat trainer ketika merancang materi pelatihannya. Bagaimana bisa mengakomodasi sebanyak mungkin orang dengan gaya yang berbeda. Itulah yang sedang saya kerjakan sekarang ๐
ada yang bilang, mesti punya kecenderungan visualis misalnya, sebaiknya kemampuan lainnya dilatih sedikit2. Gitu gak, Pak Guru?
Benar sekali Pak. Salah satu kekurangan kita adalah muridnya tidak belajar bagaimana caranya belajar yang baik sedangkan gurunya juga tidak mengenali gaya belajar muridnya. Semoga ke depan guru dan murid bisa saling bekerjasama :)Terima kasih juga atas komentarnya. Semoga kapan-kapan Ledi juga bisa share pengalamannya.
Benar sekali Pak. Salah satu kekurangan kita adalah muridnya tidak belajar bagaimana caranya belajar yang baik sedangkan gurunya juga tidak mengenali gaya belajar muridnya. Semoga ke depan guru dan murid bisa saling bekerjasama :)Terima kasih juga atas komentarnya. Semoga kapan-kapan Ledi juga bisa share pengalamannya.
Terima kasih Mas untuk artikelnya yang menarik tentang VAK Learning Styles ini. Seperti halnya dengan Multiple Intelligences Profile (semua orang memiliki ke.8 macam kecerdasan tapi dengan profil yang unik unk setiap orang), semua orang juga pasti memiliki ke.3 gaya belajar ini dengan profil yang berbeda-beda.
Berdasarkan ilmu yang saya peroleh ketika mendalami Teori Multiple Intelligences – MI dan Neuro Linguistic Programming – NLP maka setiap orang akan masuk ke dalam salah satu dari 6 kategori di bawah ini (mohon maaf saya belum sempat menterjemahkannya krn comment ini saya buat di sela-sela jam istirahat Workshop saya di KL, mungkin Mas Noer yg bisa membantu unk menterjemahkannya ke bahasa Indonesia thx).
1. Show and Tellers (V-A-K)
Natural persuaders who learn best through reading and light up when telling stories. Good students who shy away from sports.
2. Seer / feelers (V-K-A)
Empathetic children who learn best by doing what they are shown and asking endless questions. Generally prefer working in groups.
3. Leaders of the Pack (A-K-V)
Natural powerhouses who learn by teaching others. Though they have extensive speaking vocabularies, they tend to have difficulty learning to read and write.
4. Verbal gymnasts (A-V-K)
Effective and articulate communicators whose words pour out in logical order. They love facts, history and ideas of all kinds, and have to talk to understand. Sports may be difficult.
5. Wandering wanderers (K-V-A)
Quiet Einsteins who learn best in solitude. Can learn physical tasks easily without verbal instruction. Can become overwhelmed by listening.
6. Movers and groovers (K-A-V)
Athletes who need to be allowed to use their bodies in order to learn รขโฌโ often labeled hyperactive. Reading and writing may be very difficult.
Sekian dan sekali lagi Selamat Mas unk artikelnya yang sangat menarik dan berguna ini.
Salam Hangat
Djohan Yoga
Salam Pak Djo,
Terima kasih atas elaborasinya yang luar biasa untuk topik ini.
Sepertinya Pak Djo perlu menulis artikel tersendiri nih ๐
Terus terang kalau sampai 6 kategori yang Bapak sampaikan saya belum sampai ke sana. Tapi Insya Allah tulisan ini masih akan dilanjut lebih detail dan kalau infonya sudah cukup saya akan bahas 6 kategori yang Bapak jelaskan di atas.
Terima kasih sudah menyempatkan diri membuat komentar yang mendalam di sela-sela workshop Bapak di KL. Semoga sukses selalu ya Pak. Mungkin suatu saat kita bisa membuat workshop bersama.
Salam,
Muhammad Noer
Sebelum mempelajari materi, murid harus belajar caranya belajar, guru harus belajar caranya mengakomodasi gaya belajar anak. Saya mesti belajar banyak dari Pak Noer, nih. Kreativitas dalam belajar maupun mengajar masih jadi hal sulit buat saya. Makasih tuk sharing ilmunya.
Sebelum mempelajari materi, murid harus belajar caranya belajar, guru harus belajar caranya mengakomodasi gaya belajar anak. Saya mesti belajar banyak dari Pak Noer, nih. Kreativitas dalam belajar maupun mengajar masih jadi hal sulit buat saya. Makasih tuk sharing ilmunya.
terimakasih artikelnya… sangat bermanfaat…