Masih ingatkah Anda ketika belajar Fisika dulu?
Sebuah benda yang diam, akan cenderung terus diam kecuali ada yang menggerakkannya. Sedangkan sebuah benda yang bergerak akan cenderung terus bergerak kecuali ada yang menghentikannya.
Jika sebuah mobil dihidupkan dan pedal gas ditekan dengan tiba-tiba, maka tubuh penumpang akan terdorong ke belakang karena tadinya dia diam dan ingin terus diam. Sebaliknya ketika mobil sudah berjalan kemudian direm mendadak, maka tubuh penumpangnya akan terdorong ke depan karena punya kecenderungan terus bergerak ke depan.
Jika Anda masih ingat pelajaran Fisika di sekolah menengah dulu, ini disebut hukum kelembaman.
Lantas apa hubungannya hukum tersebut dengan keseharian?
Dalam kehidupan kita sering mengalami jatuh bangun. Ada kalanya kita semangat mengerjakan sesuatu, dan ada kalanya kita merasakan malas yang teramat sangat. Ada suatu masa di maka kita menjadi seorang yang taat dan ada masa yang lain ketika kecenderungan bermaksiat menjadi sedemikian kuat.
Kondisi tersebut mirip dengan hukum Fisika tadi. Ketika Anda sedang semangat, maka sebenarnya ada energi yang menggerakkan semangat tersebut. Dia akan terus menerus bergerak sampai ada yang menghentikannya. Secara natural tentu tidak mungkin kita dalam kondisi prima terus menerus sehingga selalu berbuat yang terbaik. Ada kalanya kita dilanda rasa jenuh, malas dan cenderung destruktif.
Cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan momentum di saat-saat yang terbaik muncul. Ketika Anda sedang bersemangat melakukan suatu hal, manfaatkanlah segera untuk melakukan hal-hal yang selama ini Anda malas mengerjakannya. Momentum tersebut harus segera dimanfaatkan karena jika tidak, ada masanya dia akan habis.
Sama halnya ketika hati Anda condong pada ketaatan, manfaatkanlah untuk melakukan ibadah yang baik, berbuat amal yang baik sebanyak mungkin karena ada masanya pula hal tersebut berhenti. Tentunya dengan tetap memperhatikan hati jangan sampai terselip ria atau kesombongan karena bisa berbuat baik.
Orang yang beruntung adalah orang yang bisa memanfaatkan momen-momen terbaiknya sebesar-besarnya. Ketika momen terbaik tersebut mulai hilang, maka mereka akan segera mengusahakan agar momen terbaik tersebut kembali muncul, demikian seterusnya.
Satu hal penyakit yang sering melanda kita adalah: kemalasan dan suka menunda. Malas akan menghilangkan momentum yang sedang muncul. Mirip dengan gaya yang menghambat benda sedang bergerak. Sikap suka menunda berarti menghilangkan kesempatan yang muncul. Padahal kesempatan tidak akan datang setiap waktu dan hanya muncul pada saatnya tiba saja. Ketika suatu kesempatan hilang, maka dia tidak akan kembali. Yang ada adalah menunggu sampai kesempatan baru muncul.
Nabi mengajarkan kita untuk memanfaatkan 5 perkara sebelum datang 5 perkara yang lain:
- Sehat sebelum sakit
- Kaya sebelum miskin
- Lapang sebelum sempit
- Muda sebelum tua
- Hidup sebelum mati
Itulah momentum yang kita miliki dalam kehidupan. Jika sekarang kita sehat, manfaatkanlah kesehatan tersebut untuk berbuat hal terbaik sebelum kita sakit dan tidak dapat melakukannya lagi.
Jika kita sekarang memiliki kekayaan, manfaatkanlah dengan baik. Bantulah orang yang membutuhkan karena akan ada masanya kita tidak lagi dititipi kekayaan tersebut.
Jika kita punya waktu luang, banyak kesempatan, manfaatkanlah sebaik-baiknya karena mungkin sebentar lagi akan tiba saat kesempitan di mana kita disibukkan dengan berbagai urusan.
Jika kita masih muda, masih kuat, pikiran masih jernih, pergunakanlah dengan tepat agar tidak menyesal ketika sudah tua nanti. Jangan berpikir untuk berbuat sesuatu yang baik setelah tua nanti, karena siapa yang tau apakah kita sempat menjalani masa tua? Kalaupun ya, apakah kita masih punya kesempatan berbuat apa yang dulu kita tinggalkan?
Dan selama kita masih bernafas, masih diberi kesempatan hidup, manfaatkanlah sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat, amal-amal yang soleh karena akan tiba masanya cepat atau lambat kita akan mati. Umur tidak akan dipercepat atau diperlambat.
Jadi tunggu apa lagi, manfaatkanlah setiap kesempatan yang masih kita miliki saat ini sebelum momentum-nya hilang dan berganti dengan kesempitan.
sayangnya…kita sering terlupa…memanfaatkan ‘momentum’
semoga kita termasuk orang yang mau terus belajar dan belajar memanfaatkan sisa umur dengan sebaik-baiknya..amin….