Mengenang Akhlak Sang Nabi

muhammad-saw Bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, saya ingin mengenang akhlak Sang Nabi semoga menjadi teladan dan panduan bagi kita semua.

Setiap kali membaca kisah Nabi Muhammad SAW, ada kerinduan yang memuncak akan sosok pribadi yang luar biasa. Beliau yang dikenal sebagai Al-Amin – orang yang sangat dipercaya – bahkan oleh musuh-musuhnya sekalipun. Tak pernah sedikitpun berlaku tidak adil atau berkhianat, senantiasa mengedepankan tindakan mulia kepada kawan maupun lawan.

Beliau adalah Al-Qur’an yang berjalan. Setiap tindak tanduknya adalah sebuah akhlak perwujudan dari kalam Ilahi. Sebuah contoh hidup bagaimana kitab Allah dijelaskan dalam sebuah perilaku.

Beliau yang memperlakukan semua orang, tua muda, miskin kaya, sahabat dan musuh dengan sebaik-baik perlakuan dan akhlak. Salah satu akhlak beliau adalah senantiasa menghadapkan seluruh wajahnya kepada orang yang diajak bicara, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada setiap orang, tanpa memperhatikan latar belakang orang tersebut.

Berikut salah satu fragmen kisah akhlak beliau terhadap seorang pengemis buta yang selalu menghina dan menjelekkannya kiriman salah seorang sahabat saya. Semoga menjadi pengingat untuk senantiasa berusaha mencontoh akhlak beliau sesuai kadar kemampuan kita masing-masing.

***

Di sudut pasar Madinah Al-Munawwarah pernah ada seorang pengemis Yahudi buta yang hari demi harinya apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata, “Wahai saudaraku janganlah engkau dekati Muhammad ! Dia itu seorang yang gila, dia itu seorang pembohong, dia tukang sihir ! Apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya !”.

Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi pengemis buta itu dengan makanan yang dibawanya, walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW tetap melakukan hal ini hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan kepada pengemis Yahudi buta itu setiap paginya.

Pada suatu hari Abu Bakar ra. berkunjung ke rumah putrinya, Aisyah ra., yang kemudian bertanyalah ia kepada anaknya, “Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan ?”. Aisyah ra. menjawab pertanyaan ayahnya, “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu hal saja”. “Apakah itu ?”, tanya Abu Bakar ra. “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah ra.

Maka keesokan harinya Abu Bakar ra. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar ra. pun mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu dengan cara menyuapinya. Ketika Abubakar ra. mulai menyuapi, tiba-tiba si pengemis itu marah sambil berteriak, “Siapakah engkau ?”. Abubakar ra. menjawab, “Aku orang yang biasa”. “Bukan ! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku !”, jawab si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya, setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar ra. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa mendatangimu, aku hanyalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Yang biasa menyuapimu adalah Muhammad Rasulullah SAW”. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar ra. ia pun menangis dan kemudian berkata, “Benarkah demikian ? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dan ia tidak pernah memarahiku sedikitpun. Ia selalu mendatangiku dengan membawa makanan pada setiap pagi, ia begitu mulia”. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar Ash-Shiddiiq ra.

***

Membaca kisah di atas mengajak kita untuk merenungi akhlak Sang Nabi. Beliau adalah seorang yang diutus untuk menyempurnakan akhlak. Sebagai contoh teladan dalam setiap perilaku dan perkataan.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswatun hasanah) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak berzikir kepada Allah.

Al-Qur’an Surah Al-Ahzab [33]:21

Hadits dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”

(Hadist Riwayat Tirmidzi)

Ketika kerinduan itu semakin dalam, lagu berikut mungkin bisa menjadi penghibur. Semoga kecintaan kita kepada beliau akan dibalas Allah dengan menanamkan sifat-sifat yang baik ke dalam diri kita. Semoga kelak kita akan dibangkitkan sebagai bagian dari umat-nya yang setia, yang selalu beliau perhatikan dan ingat sampai menjelang akhir hayatnya.

Lirik ArabTerjemahan bebas Indonesia
Yaa Nabi salaam ‘alaika
yaa Rasul salaam ‘alaika
yaa Habiib salam ‘alaika
sholawattullah ‘alaikaAnta syamsun anta badrun
Anta nuurun fauqo nuuri
Anta iksiiru wa ghooli
Anta misbaahus-shuduuriyaa Habiib salam ‘alaika
sholawattullah ‘alaikaYaa habiibi yaa Muhammad
yaa ‘aruusal khoofiqoini
yaa muayyad yaa mumajjad
yaa imaamal qiblataini

yaa Habiib salam ‘alaika
sholawattullah ‘alaika

yaa Habiibi yaa Muhammad

Wahai Nabi salam atasmu
Wahai Rasul salam atasmu
Wahai sang kekasih salam atasmu
Sholawat dari Allah untukmuEngkaulah matahari, engkau pula rembulan
Engkau adalah cahaya di atas cahayaEngkau adalah pelita di dalam dadaWahai sang kekasih salam atasmu
Sholawat dari Allah untukmu

Wahai kekasihku, wahai Muhammad

Wahai pemimpin dari dua kiblat

Wahai sang kekasih salam atasmu
Sholawat dari Allah untukmu

Wahai kekasihku, Wahai Muhammad

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW diambil dari internet.

Video “Ya Nabi Salam ‘Alaika” diambil dari:
https://www.youtube.com/watch?v=H8hk2t5fsY0

7 thoughts on “Mengenang Akhlak Sang Nabi”

  1. Sungguh luar biasa tulisan Bapak Muhammad Noer, semoga umat yang membaca, akan semakin dekat dengan Agama dan akhirnya bisa hidup dengan syariat islam secara kaffah. amien.

  2. suhanallah…..
    semoga kita semua menjadi umat Nabi Muhammad SAW yg mendapat syafa’atul ‘udzmah fi yaumil qiyamah, Amin…………….

  3. sungguh bagindaYg mulia Rasulullah Saw (Allahumma sholli wa sallim ‘alaihi) adlh uswatun hasanah wa Rahmatan lil ‘alamiin…smga kt termasuk kedalam golongan umatnya Rasulullah yg mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir kelak…amiin ya Robb…

  4. Subhanallah,Baginda Rasul contoh teladan di jamannya maupun akhir jaman,
    semua prilakunya seperti tak ada cela yg buruk,semua tindakannya bermamfaat
    bagi umat manusia

  5. Mas Noer, terjemahan liric nya ada yang ketinggalan, tolong donk, makasih

    = Anta misbaahus-shuduuriyaa =????
    = yaa ‘aruusal khoofiqoini = ????
    = yaa muayyad yaa mumajjad= ???

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *