Menulis Untuk Keabadian

menulis-untuk-keabadian

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Pramoedya Ananta Toer

 

Setiap orang punya cerita. Setiap orang punya pengalaman hidup. Setiap orang punya keahlian.

Setiap cerita, pengalaman dan keahlian dapat ditularkan kepada orang lain lewat menulis. Sebuah tulisan, akan mampu meneruskan cerita, pengalaman dan keahlian seseorang melebihi usianya sendiri.

Barangkali itulah yang dimaksud oleh Pramoedya Ananta Toer bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Dengan tulisan, Anda meneruskan sepenggal kisah hidup Anda kepada generasi selanjutnya.

Banyak orang pintar dan rajin membaca namun jarang menulis. Orang tersebut punya banyak keterampilan dan pengalaman, namun tidak meneruskannya lewat tulisan.

Hal ini sangat disayangkan karena apa yang dikuasai orang tersebut mungkin hanya akan bermanfaat buat dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Bayangkan jika orang tersebut menuliskan apa-apa yang dia kuasai. Tentu dampaknya akan lebih luas. Dia bisa membawa pengaruh dan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat. Dan keahliannya akan terus tercatat buat generasi selanjutnya. Meskipun orang hanya mengenalnya dari tulisan.

 

Menulis Untuk Keabadian

Apakah Anda mengenal Plato? Ibnu Sina? Albert Einstein?

Anda dan saya tentu tidak pernah mengenal langsung tokoh-tokoh tersebut. Tapi kita mengetahui mereka lewat karya-karyanya. Lewat tulisannya.

Mereka boleh jadi telah meninggal puluhan, ratusan, atau ribuan tahun yang lalu. Namun tulisannya tetap dikenang dan memberi nuansa pemikiran bagi generasi setelahnya. Apa yang mereka tinggalkan menjadi inspirasi buat generasi selanjutnya.

Bayangkan jika mereka tidak pernah menuliskan itu semua. Dijamin kita tidak akan mengenal mereka dan pemikiran yang telah mereka sumbangkan.

 

Bagaimana Memulai Menulis?

Anda mungkin berkata, ya para tokoh tersebut bisa menulis karena mereka orang yang berbakat. Sedangkan saya? Menulis satu paragraf pun kesulitan.

Sikap itulah yang banyak dipegang orang. Akibatnya mereka tidak pernah menuliskan pemikiran atau perenungannya walau cuma satu paragraf sekalipun.

Padahal menulis tidaklah sulit. Anda sudah belajar sejak sekolah dasar dulu.

Mau tau rahasianya?

Rahasia ini sangat sederhana. Tidak perlu pakai teori yang aneh-aneh. Cukup paksakan dan biasakan diri Anda untuk menulis. Ambil buku catatan, hidupkan komputer, dan mulailah menulis. Tidak usah terlalu banyak dipikirkan atau dikritisi. Yang penting mulailah belajar menuangkan gagasan Anda, pemikiran Anda, perenungan Anda.

Mungkin pada awalnya tulisan tersebut berantakan. Toh tidak mengapa. Tidak ada orang yang langsung sukses pada kesempatan pertama. Anda punya kesempatan banyak untuk memperbaikinya nanti. Dengan melatih dan membiasakan diri menulis, Anda akan semakin terampil. Ala bisa karena biasa.

 

Anda Sebenarnya Seorang Yang Ahli

Setiap orang pada dasarnya ahli di bidangnya masing-masing. Ada yang ahli dalam sejarah, ada pula yang menguasai sastra. Ada yang berbakat untuk urusan teknologi, ada pula yang sangat fasih di bidang internet dan social media. Ada yang pintar memasak, ada pula yang sangat berbakat dalam berkebun.

Dengan demikian, sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak menjadi yang terbaik di bidang Anda masing-masing. Selama Anda menemukan dan mengetahui bidang tersebut, maka Anda-lah sang pakar. Setiap orang pastilah memiliki sesuatu yang memang dimudahkan untuk dirinya.

Selanjutnya, Anda perlu memikirkan bagaimana meneruskan apa yang menjadi bidang keahlian Anda, untuk diteruskan dan dituliskan. Agar ia bermanfaat buat orang banyak dan tetap abadi dibaca orang.

Jangan sampai Anda pintar luar biasa, tapi tidak satupun yang pernah Anda tuliskan.

Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, Anda akan hilang dari sejarah dan masyarakat.

Karena itu menulislah untuk keabadian.

Teruskan pemikiran dan perenungan Anda kepada generasi selanjutnya bahkan setelah Anda tiada.

 

Photo Credit: romling under Creative Commons

 

PS.

Jika Anda membutuhkan inspirasi untuk menulis, artikel berikut ini dapat membantu Anda.

16 thoughts on “Menulis Untuk Keabadian”

  1. Assalamualaikum P.Noer

    Selamat menunaikan ibadah puasa
    Artikel yang sangat bagus
    Namun bagi saya yang pinter dan bodoh NYA setengah setengah,bahkan lebih banyak bodohnya,
    keahlian kusus juga tidak punya, mo nulis takut tidak berbobot,kira-kira jalan keluarnya gimana ya?………Pak Noer yang sekolahnya tinggi aja mo kerja masih minta bantuan ke psikolog…he…he…

    1. Waalaikum salam Wr. Wb.

      Selamat berpuasa juga Mas Ali. Semua orang pintar sekaligus bodoh. Pintar untuk bidang yang memang dimudahkan dan bodoh untuk bidang yang di luar jati dirinya. Jadi tinggal menemukan di mana bidang yang pas buat kita. Untuk bisa menulis, rasa minder harus dibuang jauh-jauh. Saya sendiri pun punya perasaan seperti itu ketika baru memulai dulu. Tapi lama kelamaan kita akan semakin nyaman menulis. Semoga sukses.

  2. Ya..mau memulai menulis, tapi mengawalinya sangat sulit..?
    Apakah kita ini harus membaca dulu atau inspirasi spontanitas keluar dari pikiran. Nah kadang keduanya suka berlomba lebih cepat mengawali…………. Itulah kesulitan yang kita hadapi, barangkali ada tip khusus dari Mas Nur….! Terima kasih

    Taryono

    1. Banyak membaca akan membuka wawasan dan memudahkan proses menulis. Namun perlu diingat menulis pun perlu sering-sering dilakukan. Jadi tipsnya, coba baca beberapa buku yang menarik lalu buat tulisan tentang apa yang kita baca. Ini untuk latihan awal. Lama kelamaan, kita juga bisa menuangkan gagasan pribadi dengan lebih terstruktur. Semoga membantu.

  3. Artikel yang bermanfaat pak Noer. Saya sendiri telah merasakan nikmat dan kebahagiaan dari menulis. Meskipun saya belum pernah menerbitkan buku, tapi saya cukup senang bisa menulis di blog saya sendiri. Berkah dari kebahagiaan itulah yang membuat saya terus menulis setiap hari, dan alhamdulillah dalam kurun waktu kurang lebih 3 bulan saya bisa menulis sekitar 300 artikel.Saya rasa tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menulis, bahkan ada sebuah buku yang menjelaskan bahwa menulis dapat dijadikan sebagai terapi penyembuhan. Sukses terus pak Noer, dan semoga jalinana silaturahmi ini tetap terjalin.
    Salam
    Rona Binham
    Founder:cafemotivasi.com

    1. Wah luar biasa Mas Rona bisa menulis artikel sebanyak itu. Sebuah prestasi tersendiri yang perlu dipertahankan. Semoga sukses terus blog Cafe Motivasi nya.

  4. Ni Nyoman Wetty

    Anda adalah inspirasi bagi generasi muda yang memiliki cita-cita sebagai penulis terkenal. Saya kagum dengan pemikiran Anda dan teringat akan Khairil Anwar, waluapun telah tiada namanya masih abadi karena puisinya yang ditulisnya sampai sekarang masih segar untuk dibaca dan dikaji permaknaannya. Terimakasih Dik Noer atas kirimannya.

  5. Mas. Saya dulu sering menulis di wall membaca cepat tentang anda harus membuat artikel tentang cara menulis. Saya ucapkan terimakasih atas saran saran saya yang anda dengar mas. Mohon maaf dulu ketika saya meminta anda menuliskan artikel di bolg anda tentang cara menulis sedikti kurang sopan. Teruslah berkarya dengan mengisnpirasi orang dan memotivasi orang supaya bisa menjadi penulis blog yang bermanfaat seperti anda

  6. Lama saya tidak mampir ke blog ini, teringat kembali setelah ada buku berjudul stop belajar, dan blog ini masuk di daftar pustaka. Dibuku tersebut juga dibahas pentingnya menulis impian, supaya pikiran bawah sadar terprogram untuk mencapainya. Saya baca artikel dikoran juga ada pengusaha yang berhasil meraih impiannya dengan menuliskannya di diary khusus yang disebut “dreambook”, juga menyarankan menggunakan kertas, karena efeknya lebih baik dari komputer.Teman saya yang berhasil kuliah diluarnegeri, bahkan menulis impiannya dikertas karton besar, dan ditempel di kamar kosnya.

    Membaca kisah pemimpin dunia, kebanyakan punya diary. Ingin mengingat suatu hal yang penting juga harus menulis, dengan bentuk mindmap. Metode hafal quran yang diajarkan teman saya juga mewajibkan siswanya menulis ayat, sehingga memperkuat hafalan. Dalam metode belajar, menulis memasukkan metode visual dan kinestetik sekaligus.

    Setelah speed reading, mindmap, presentasi, sekarang sudah ada artikel untuk menulis. Menulis benar benar penting, kalau tidak, bagaimana kita bisa berbagi ilmu seperti di blog ini?

    1. Terima kasih atas komentarnya Mas Faiz.
      Menulis adalah keterampilan yang penting. Apalagi di zaman digital seperti sekarang. Jika kita memulainya sejak dini, maka tidak terasa kita akan membangun khazanah tulisan yang kuat.

  7. Moehari Kardjono

    Betul Sekali,.setuju Mas M.Noer,…” Menulis Untuk Keabadian”,..Menulis memang memperpanjang Umur,..Usia boleh Pendek,..tapi dengan menulis,.Umur menjadi jauh lebih Panjang,..bahkan Lintas Jaman…Saya setuju Kalimat ini…”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

  8. Melalui media menulis kita bisa mengenalkan diri kita pada semua orang dan bahkan melalui blogging saja sudah mampu membuat kita dikenal orang lain

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *