TEDx Singapore Woman 2011 – Perspective Without Border

TEDxSingapore-PerspectiveWithoutBorder

Setelah dua kali mengikuti sesi TEDx Jakarta, akhirnya saya berkesempatan hadir di TEDx Singapore pada tanggal 3 Desember 2011. TED adalah organisasi nirlaba yang menampilkan para tokoh berbagai bidang. Adapun TEDx merupakan sesi presentasi mirip TED yang dikelola oleh para sukarelawan dari berbagai negara.

Acara yang bertajuk Perspective Without Borders menampilkan para pembicara wanita yang menjadi pahlawan pada bidang mereka masing-masing. Tema ini diangkat untuk menggugah masyarakat bahwa begitu banyak pahlawan-pahlawan yang merupakan orang di sekitar kita. Bisa jadi mereka adalah ibu, istri, guru, penjaga sekolah, pedagang di pinggir jalan, atau bahkan asisten rumah tangga Anda.

Ada beberapa pembicara yang tampil pada acara tersebut. Setelah mendengarkan beberapa perkenalan dari para kurator, dimulailah sesi masing-masing pembicara.

TEDxSingapore-Woman-Curator

Grace Sai, pendiri “Books for Hope” dan The Hub, Singapore tampil sebagai pembuka. Grace mengajak setiap orang untuk melihat potensi mereka, memberikan yang terbaik buat masyarakat lewat tindakan yang tulus. Grace juga pernah mendirikan sebuah perpustakaan di pedalaman Sumatera.

Berikutnya tampil Nikki Shaw, seorang desainer sanitasi. Dia memanfaatkan keahliannya untuk membantu tersedianya sarana sanitasi yang baik terutama toilet bagi negara-negara miskin dan berkembang. Dengan sanitasi yang baik, maka banyak penyakit bisa dihindarkan. Nikki menunjukkan betapa dalam berbagai program pembangunan masyarakat-masyarakat yang tertinggal, aspek ini sering terlupakan.

So-Young Kang menjadi pembicara berikutnya. Dia mengisahkan perjalanan hidup seorang yang memiliki karir cemerlang namun merasa banyak orang tersakiti dalam proses tersebut. Dia berusaha untuk membuka kembali ruang-ruang yang tertutup dalam ingatan, pengalaman dan sejarah seseorang untuk secara jujur menghadapinya sebagai pembelajaran. So Young mendirikan The Young Professional Group di tahun 2000 yang merupakan lembaga nirlaba didedikasikan untuk membantu pelajar mencapai mimpi profesional mereka.

Setelah itu tampil Lila Everard yang awalnya menjalani karir profesional di perusahaan, kemudian beralih mewujudkan cita-cita masa kecilnya sebagai ahli seni bela diri. Untuk menjalani keahlian tersebut, dia dan suaminya rela bepergian dari satu negara ke negara yang lain untuk bertemu dengan guru bela diri dari berbagai keahlian. Perjalanan tersebut menjadikannya pribadi yang lebih kuat, disiplin dan bijak. Dia sadar bahwa hidup itu pendek dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Meskipun Lila seorang wanita yang bertubuh kecil, tapi jangan ditanya keahlian bela dirinya. Dia mengatakan dibalik sifat feminin wanita terdapat kekuatan. Lila sempat memperagakan ilmu bela dirinya baik dengan tangan kosong maupun memakai senjata.

Selain itu tampil pula Sarah Cheng-De Winne, artis lokal Singapore yang menemukan jati dirinya lewat menyanyi dan menghibur orang lain.

TEDxSingapore-Woman-Speaker

Satu kesimpulan yang dapat saya petik dari seluruh pembicara yang tampil di forum tersebut adalah, setiap orang punya tugas unik yang harus dia temukan. Dengan menemukan tugas tersebut, menjalaninya dengan sungguh-sungguh, maka orang tersebut akan dapat memberi yang terbaik buat masyarakatnya. Dia menjalani tugas yang dimudahkan untuk apa dia diciptakan.

Hadir di TEDx Singapore memberi pengalaman tersendiri buat saya. Saya dapat berkenalan dengan rekan-rekan baru dari berbagai negara. Para peserta ternyata datang tidak hanya dari Asia seperti Singapore, Indonesia, Malaysia, Jepang, atau Korea melainkan hadir pula rekan-rekan dari Eropa mulai dari Jerman, Inggris, Perancis dan bahkan Ukraina. Di sela-sela jeda antar sesi kami memanfaatkan waktu untuk berkenalan dan mengobrol satu sama lain. Ada beberapa permainan yang disediakan panitia untuk menciptakan kebersamaan diantara para peserta yang hadir.

Tidak disangka saya juga bertemu dengan Arif Aziz – koordinator TEDx Jakarta – yang menjadi panelis ketika saya ikut seleksi menjadi pembicara di TEDx Jakarta beberapa waktu lalu.

Acara yang berlangsung di ruang School of Thought, Singapore sejak pukul 2 siang ini pun berakhir sekitar pukul 6 sore. Dalam perjalanan pulang menggunakan MRT, saya bertemu dengan peserta lain yang dibesarkan di Prancis dan sekarang bermukim di Singapura. Kami sempat bertukar pikiran dan saling bercerita kisah masing-masing.

Itulah pengalaman pertama saya mengikuti TEDx Singapore. Banyak pelajaran berharga yang didapatkan dari pahlawan-pahlawan wanita di sekitar kita. Mereka berbagi ide-ide yang layak disebarluaskan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan positif.

Bagaimana dengan Anda sendiri?
Apakah Anda punya ide yang layak untuk disebarluaskan?

Silakan sampaikan pandangan dan komentar Anda.

 

Photo Credit: TEDx Singapore under Creative Commons

9 thoughts on “TEDx Singapore Woman 2011 – Perspective Without Border”

  1. pengalaman yang tak pernah terlupakan, pengalaman adalah guru kita, dari pengalaman orang akan dapat mengetahui “siapa sebenarnya saya”

  2. Terima kasih mas atas ceritanya yg inspiratif. Selamat menempati tempat tinggal yg baru. Semoga semakin banyak karya yang terlahirkan dari tempat baru.. 🙂

    1. Terima kasih atas doanya Mas Aar. Anak-anak mulai kerasan di sini dan Januari mendatang sudah mulai sekolah. Insya Allah akan terus berkarya di dunia manapun berada 🙂

  3. Pengalaman yang tak jarang didapat
    Prinsip hidup bermanfaat bagi orang banyak perlu dikembangkan di tahun 2012 Pak Noor

  4. I like it……….smoga ini bisa menjadi inspirasi buat saya,untuk terus memberi manfa’at buat ummat ini

  5. Mas Nur terimakasih atas kiriman berita dan ulasannya. Mudah-mudahan kita menjadi bagian pribadi yang bisa memberikan kebaikan buat orang banyak. Amiin

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *