Membangun negeri, berarti membangun masyarakat dan turut serta memajukannya. Membangun negeri berarti turut menjadi pemakmur bumi. Membangun negeri berarti berkarya untuk menjadikan negeri lebih baik sesuai bidang masing-masing. Dengan demikian, akan lahir generasi-generasi berikutnya yang lebih baik dan terus menerus berkarya buat negeri.
Semuanya Berawal Dari Sebuah Langkah Sederhana
Apakah yang dilakukan ketika kita akan membangun sebuah rumah? Meletakkan batu pertama. Ya, setiap kali seorang membangun sebuah rumah maka akan selalu ada batu pertama yang disusun dan disemen. Siapa sangka batu tersebut akhirnya menjadi bangunan yang kokoh dan indah.
Memulai sesuatu adalah tugas yang berat buat banyak orang. Bayangan tentang kesulitan yang akan dihadapi, tantangan yang menghadang maupun banyaknya tugas yang harus dikerjakan sering membuat orang menunda-nunda apa yang seharusnya dia kerjakan. Akibatnya, waktu terus berjalan dan tidak ada yang selesai dikerjakan.
Berkaca dari orang-orang besar, apa yang mereka lakukan adalah memiki visi yang besar dan menyusunnya menjadi rencana-rencana kecil yang dapat dilaksanakan. Dengan cara ini, suatu pekerjaan yang terlihat besar dan berat menjadi lebih ringan karena telah dipecah-pecah dan disusun dalam skala yang lebih kecil. Apa yang mereka lakukan tidak pernah terjadi dalam sekejap mata. Semuanya membutuhkan kerja keras, tanggung jawab, dan langkah demi langkah yang secara konsisten dijalani.
Jika Anda memiliki visi, cita-cita atau apapun yang baik untuk Anda lakukan, maka tugas yang perlu dilakukan adalah rampungkan visi tersebut, dan bagi dalam langkah-langkah yang lebih kecil. Tidak ada gunanya Anda memiliki visi besar dan luar biasa tapi tidak pernah melangkah untuk menuju ke sana.
Karena itu saya ingin mengutip apa yang sering disampaikan oleh Kyai Abdullah Gymnastiar yakni: mulailah sesuatu yang baik dari yang kecil, mulailah dari diri sendiri, dan mulailah saat ini juga. Sebuah perjalanan ribuan mil selalu dimulai dengan satu langkah kecil, dimulai dari diri sendiri – meskipun semua orang mencemooh, dan dimulai segera saat ini – tidak ditunda-tunda.
Sudahkah Anda mengambil langkah sederhana untuk mewujudkan visi, rencana atau cita-cita yang akan membuat perubahan buat diri Anda dan orang lain di sekitar Anda?
Mulailah melangkah dengan penuh keyakinan. Atas izin Allah, bantuan akan datang pada saat yang tepat ketika Anda membutuhkan pertolongan. Tanpa memulai, jangan pernah berharap akan terjadi perubahan.
Photo Credit: vvvracer under Creative Common License
Memanfaatkan Momentum
Masih ingatkah Anda ketika belajar Fisika dulu?
Sebuah benda yang diam, akan cenderung terus diam kecuali ada yang menggerakkannya. Sedangkan sebuah benda yang bergerak akan cenderung terus bergerak kecuali ada yang menghentikannya.
Jika sebuah mobil dihidupkan dan pedal gas ditekan dengan tiba-tiba, maka tubuh penumpang akan terdorong ke belakang karena tadinya dia diam dan ingin terus diam. Sebaliknya ketika mobil sudah berjalan kemudian direm mendadak, maka tubuh penumpangnya akan terdorong ke depan karena punya kecenderungan terus bergerak ke depan.
Jika Anda masih ingat pelajaran Fisika di sekolah menengah dulu, ini disebut hukum kelembaman.
Lantas apa hubungannya hukum tersebut dengan keseharian?
Dalam kehidupan kita sering mengalami jatuh bangun. Ada kalanya kita semangat mengerjakan sesuatu, dan ada kalanya kita merasakan malas yang teramat sangat. Ada suatu masa di maka kita menjadi seorang yang taat dan ada masa yang lain ketika kecenderungan bermaksiat menjadi sedemikian kuat.
Puasa Lahir Batin
Dalam pemahaman umum, puasa adalah menahan diri dari makan dan minum sejak terbit matahari sampai waktu tenggelamnya. Termasuk di dalamnya menahan diri dari berhubungan seksual dengan pasangan. Ini adalah puasa lahir.
Sementara Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam Sirr Al-Asrar (Rahasia dari Segala Rahasia) menjelaskan ada puasa jenis yang lain yakni puasa batin. Puasa batin dilakukan dengan cara menjaga semua indra dan pikiran dari segala yang diharamkan. Dengan kata lain, puasa batin adalah meninggalkan ketidakselarasan, baik lahir maupun batin. Sedikit saja niat buruk hinggap di hatimu, puasamu rusak. Jika puasa lahir dibatasi oleh waktu, puasa batin dijalani selama-lamanya, selama hidup di dunia hingga kehidupan di akhirat. Itulah puasa sejati.